Senin, 01 Maret 2010

Memilih Pemimpin

Apapun yang terjadi dalam perjalanan negeri ini dalam memilih seorang pemimpin, segala persoalan money politik jual beli suara, kecurangan, dan sikap pesimis rakyat terhadap hasil pilihan yang ternyata tidak berbuat apa-apa terhadap kemakmuran rakyat, dan kecenderungan memperkaya diri sendiri, kita tetap harus bersikap tegas dalam urusan memilih calon pemimpin.  Sepesimis apapun kita terhadap pemimpin kita, kita tidak boleh menyerah dan menjual masa depan negeri ini kepada orang yang salah.  Rasulullah telah mengingatkan betapa kita harus hati-hati dalam memilih seorang pemimpin. Bahkan, Rasulullah dengan tegas melarang memberikan amanah (kekuasaan) kepada orang yang meminta kekuasaan. Allah pun telah memberikan tuntunan kepada kita agar jangan menjadikan orang yang berlainan akidah sebagai pemimpin.  Sekarang ini kekuasaan tidak cukup hanya diminta, tetapi mereka membeli kekuasaan bahkan kalau perlu merampas kekuasaan itu dengan cara apapun.
Memilih pemimpin tidak sama dengan membeli kucing dalam karung. Kita harus mengetahui semua aspek tentang calon pemimpin kita. Dan kita pun harus mempunyai kriteria bagaimana pemimpin yang baik dan tepat. Lalu, pertanyaan kita bagaimana pemimpin yang baik dan tepat itu?

Sejarah telah memberikan contoh mengenai kriteria seorang pemimpin yang baik dan tepat.
Pertama, ia merupakan seorang yang beriman dan bertakwa (lihat QS 5:51). Ia merupakan seorang yang istiqamah (konsisten) dan saleh.
Kedua, ia orang yang berakhlak (perilaku) baik dan terpuji. Ia tidak pernah terlibat tindakan kriminal, KKN, atau tindakan yang merugikan masyarakat dan bangsa. Ia seorang yang jujur, amanah, dan sederhana.
Ketiga, ia merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan kapabilitas dalam memimpin.
Keempat, ia memiliki keberpihakan yang jelas kepada kaum lemah (rakyat kecil). Ia juga memiliki rasa kasih sayang kepada mereka.
Dan kelima, ia merupakan seorang yang adil.
Kita harus jeli memilah dan memilih siapa calon yang paling baik untuk memimpin bangsa ini. Kita harus pandai membedakan mana pemimpin yang benar-benar ikhlas membantu bangsa ini keluar dari krisis dan pemimpin yang hanya sekadar mengejar kekuasaan dan harta.
Saya kira dari sekian ratus juta orang di negeri kita masih ada yang mempunyai kriteria seorang pemimpin diatas. Tetapi proses politik di negeri ini tidak mengatur kreiteria seperti itu yang ada adalah rakyat diberi hak untuk memilih pemimpin yang sudah ada dalam surat suara.  Kalaulah ada calon yang sedikit mendekati kriteria, kita bisa pilih dia sebagai yang terbaik dari yang kurang baik dan kita bisa ingatkan dan awasi terus dalam perjalanan pemerintahannya, tapi bagaimana apabila calon yang disodorkan unutuk dipilih tidak ada yang memenuhi kriteria seorang pemimpin, bahkan mempunyai sejarah yang buruk suka berbuat curang, menipu, berbohong, atau akhlak tercela lainnya.  Akankah kita tetap memberikan suara kita ataukah mengikuti arus pesimistis sebagian rakyat kita yang menjual suaranya entah untuk kepentingan diri sendiri ataupun kelompok……atau golput sebagai sebuah pilihan.

0 komentar:

Posting Komentar