Umar Bakri pegawai negeri.....yah itulah julukan yang diberikan oleh kang iwan kepada mereka para guru dalam sebuah lagunya. Guru, pahlawan tanpa tanda jasa, dari mereka terlahir berjuta-juta anak bangsa dengan bermacam-macam rupa....ada yang pinter beruntung bisa jadi menteri, yang pinter tidak beruntung tetep jadi rakyat saja bengong melihat mobil mewah para menteri, apalagi yang bodo...tapi yang bodo yang saking bodonya si umar bakri sampai bosen ngajar dia karena tidak naik-naik kelas, eee dasar bejo plus untung malah sekarang kaya luar biasa dan yang pinter-pinter itu cari makan darinya.
Guru, sebuah pekerjaan yang identik dengan pengabdian, profesi yang bisa menjadi pembenaran akan keadaan yang serba pas-pasan, agak kekurangan, setengah miskin, yang ironis dengan pengabdiannya. Dulu orang tidak ada yang terheran-heran+geleng kepala ketika ada guru yang nyambi tukang ojek. Atau ketika ada orang yang terjepit hutang untuk membayar biaya kuliah anaknya dan ketika ditanya kerjaanya, jawabnya "maklum mas guru gajinya berapa nguliahin anak dua". Ketika suatu ketika orang melihat ada guru punya rumah bagus, punya mobil tahun terbaru, mereka malah bingung, diperberbincangkan dimana-mana, kasak kusuk di arisan ibu-ibu sampai tongkrongan pos ronda. Jangan-jangan punya pesugihan, atau itu sih warisan orang tuanya, atau ngepet, atau korupsi buku, atau.......
Tapi itu dulu, jaman belum ada sertifikasi.......