Rabu, 06 Januari 2010

Kuda dan keledai


Disebuah kerajaan keramat dalam sejarah entah berantah diceritakan sedang terjadi kerepotan. sang raja sedang kebingungan bagaimana menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk dimana hanya bisa diselesaikan oleh kuda terbang atau kuda sembrani, padahal jumlah kuda sembrani dikerajaan itu hanya ada beberapa ekor saja dan usianyapun rata-rata sudah tua sedang yang muda belum cukup kuat dan bertanggungjawab untuk melakukan pekerjaan. Pikir punya pikir sang raja memanggil penasehat istana yang terkenal punya kesaktian tinggi. Akhirnya disarankan oleh sang penasehat untuk memperkerjakan kuda dan keledai saja yang punya kekuatan dan kemampuan seperti kuda sembrani. Dan dengan kesaktian sang penasehat maka kuda dan keledai itu diberinya sayap selayaknya kuda sembrani. Tapi yang namanya sihir tentu tidaklah abadi, sayap kuda dan keledai itu hanya bertahan 1 tahun dan setelah itu membutuhkan mantra baru dari sang penasehat untuk menumbuhkanya kembali. Kuda dan keledai tentu sangat gembira karena memang menjadi kuda sembrani adalah impian semua jenis kuda di kerajaan ini, punya kekuatan, kecepatan dan bisa terbang. Apalagi oleh sang penasehat dikatakan kalau suatu saat nanti bisa bekerja dengan bagus maka setelah lewat 5 tahun sayapnya bisa menjadi abadi sehingga mereka menjadi kuda sembrani yang sebenarnya. Kuda dan keledai bekerja dengan semangat layaknya kuda sembrani bahkan semua pekerjaan diselesaikan semua termasuk jatah pekerjaannya si kuda sembrani. Waktu terus berjalan, tahun demi tahun berlalu dan kerajaan sudah tidak pernah lagi mengalami masalah dalam pekerjaan, semua tertata dan terselesaikan dengan baik oleh kuda dan keledai, mereka memang bisa diandalkan. Sang raja sangat puas dan begitu terkesan oleh pekerjaan kuda dan keledai, dia bertekat akan meminta sihir sang penasehat untuk menjadikan kuda dan keledai menjadi kuda sembrani seperti yang pernah dikatakannya dulu. Kuda sembrani pada awalnya memang merasa sangat terbantu dan merasa senang, bisa banyak istirahat karena tinggal perintah saja pekerjaannya sudah pasti beres, kuda dan keledai memang benar-benar menjadi tulang pungung kerajaan.
Kuda dan keledai begitu dihargai karena pekerjaanya. Akan tetapi lambat laun dalam hati kuda sembrani timbul perasaan iri dan ketakutan terhadap eksistensi mereka dikerajaan, yang selama ini kuda sembranilah icon pekerja handal di kerajaan kini lambat laun akan bisa tergusur oleh kuda dan keledai, apalagi perhatian sang raja sangat luar biasa dalam menghargai kinerja kuda dan keledai. Kuda sembrani takut tidak digunakan lagi dan mereka berpikir tentang nasib kuda sembrani-kuda sembrani muda yang bisa saja tidak akan lagi dipakai oleh sang raja. Maka mereka menghadaplah ke sang raja dan menyampaikan bahwa sudah saatnya kuda sembrani muda itu diberi tempat bekerja dikerajaan dan dengan kelicikannya dikatannya kebohongan kebohongan mengenai perilaku kuda dan keledai. Sang raja akhirnya mengangkat kuda sembrani muda untuk bekerja di kerajaan dengan catatan tidak menggusur keberadaan kuda dan keledai karena sudah terlanjur berjanji menjadikan mereka kuda sembrani. Keputusan sang raja memang banyak dipengaruhi oleh pendapat sang penasehat, kuda sembrani tau betul akan hal itu maka dengan segala cara mereka kuasai sang penasehat. Kuda sembrani muda masuk kerja dengan pongah merasa dirinya ras yang paling unggul ditambah lagi dengan dukungan dan fasilitas senior mereka dikerajaan. Mereka sedikit demi sedikit mulai mengambil jatah pekerjaan kuda dan keledai dan membuat seolah-olah merekalah yang paling bisa bekerja. Tidak ada pembagian kerja, kuda sembrani takut kalah dalam penyelesaian pekerjaan, maka ditutuplah peluang bagi kuda dan keledai menunjukkan kekuatanya dalam bekerja. Jasa-jasa dan kehandalan kuda dan keledai dalam menyelesaikan masalah kerepotan kerajaan dicoba untuk dihapuskan dan terus dihembuskan bahwa cukup kuda sembrani yang akan bekerja di kerajaan, tanpa kuda dan keledai semua bisa mereka selesaikan. Akhirnya tersingkirlah kuda dan keledai, janji sang raja tinggal janji. Kini diakhir tahun keempat sudah tidak ada mantra lagi dari sang penasehat untuk mereka dan kembalilah menjadi kuda dan keledai seperti semula yang tanpa sayap. Dan sang raja sudah melupakan mereka karena dimatanya yang terpenting pekerjaan terselesaikan tak perduli oleh siapa……
=====================================================================
Banyak yang seperti kuda dan keledai itu di bumi pertiwi ini, mereka yang pada saat negeri ini membutuhkan tenaga pengabdian mereka walau dengan imbalan sekedarnya dan hanya sebuah harapan untuk pengabdian yang seutuhnyalah yang memacu mereka bekerja memanen keringat. Banyak yang beruntung tapi tak sedikit yang tercampakkan…….

0 komentar:

Posting Komentar